Semburat cahaya mentari mengusir langit gelap. Kesibukan
kampung mulai berjalan seperti biasa. Liburan kenaikan kelas telah mencapai
pertengahan. Liburan ini membuatku leluasa untuk bangun lebih siang dari
biasanya. Tapi, pagi ini aku bangun cepat. Mataku terbuka lebih awal, aku duduk
terlebih dahulu untuk mengumpulkan nyawa yang melayang entah kemana. Kusingkap
selimut dan langsung berjalan menuju kebawah. Suara derit kayu dari tangga yang
diinjak adalah suara yang pertama kali kudengar. kulihat mamak dan Bapak sudah
menunggu di bawah.
“Pagi pak,Mak,” sapaku pada mereka yang sedang asik makan.
“Pagi Lia, sudah sikat gigi?”
“Belum, Abang mana?” tanyaku heran, biasanya abang ikut
sarapan bersama di pagi hari.